Kali ini Fit.Net berbagi materi paragraf nih... belajar bareng ya...
] A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung sebuah pikiran pokok yang didukung
oleh satu atau beberapa kalimat penjelas. Kalimat-kalimat dalam paragraf
berfungsi sebagai kalimat penutup. Semua kalimat tersebut saling berkaitan
untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu. Dalam sebuah paragraf terdapat
sebuah gagasan utama dan gagasan penjelas.
Gagasan utama sering disebut dengan ide utama, ide
poko, ide sentral, gagasan pokok, gagasan inti, pikiran utama, dan pikiran
pokok. Namun, dari istilah-istilah yang berbeda tersebut tetap mengacu pada
makna dan maksud yang sama.
Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar
pengembangan sebuah paragraf. Keberadaan gagasan utama dapat dilihat secara
eksplisit dan implisit. Gagasan utama yang eksplisit dapat dijumpai dalam jenis
paragraf deduktif, induktif, atau campuran. Sedangkan gagasan utama yang
implisit biasanya dapat dijumpai dalam paragraf deskriptif. Gagasan pokok dapat
dinyatakan dalam bentuk kata, frasa, klausa, dan kalimat.
Gagasan penjelas adalah gagasan-gagasan pendukung
yang berfungsi untuk menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas biasanya
dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat[1].
B. Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Untuk
menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik berikutnya.
b. Untuk
menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.[2]
C.
Persyaratan
Paragraf yang Baik dan Benar
Paragraf
yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut:
1.
Kesatuan yang kompak, yaitu antar
kalimat dalam paragraf saling terkait yang jelas.
2.
Koherensi yang pada, yaitu antar kalimat
dalam paragraf saling terkait dalam paragraf. Cara mengaitkan antar kalimat
dalam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Pengulangan
kata kunci (repetisi) yang terdapat dalam setiap kalimat.
b. Penggunaan
kata penghubung (konjungsi) setiap awal kalimat dengan tepat dan benar.
c. Penggunaan
kata ganti orangatau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan utama dengan
kata-kata seperti : dia, mereka, nya, itu, tersebut, ini.
3. Penggunaan
metode pengembangan paragraf sebagai penjelas gagasan utama paragraf.
4. Setiap
paragraf harus mempunyai satu gagasan utama
5. Penulis
paragraf tetap memerhatikan jenis-jenis paragraf pada posisi bagian karangan
pendahuluan, isi dan bagian kesimpulan.
6. Dalam
penulisan karangan ilmiah penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis
penulisan. Seperti kutipan, sumber rujukan, tata letak grafik, kurva gambar.
7. Penulis
harus memperhatikan jenis-jenis paragraf pada posisi bagian karangan
pendahuluan, isi, dan bagian kesimpulan.
8. Penulisan
paragraf yang menjorok, atau sejajar.
9. Penulis
juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu
jumlah kosa kata paragraf antara 30-100 kata dan jumlah kalimat minimal 3
kalimat.
10. Jika
uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi 2 paragraf.[3]
D.
Pembagian
Paragraf
1. Jenis-jenis
paragraf yang bisa dikembangkan penulis sesuai dengan tujuan dan keperluannya
yaitu sebagai berikut:
a. Narasi,
adalah jenis tulisan yang menceritakan atau mengisahkan suatu peristiwa dengan
tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan tersebut,
contoh:
Supri menuturkan, siang itu tanggal
6 Mei 2011 ia sedang bersembahyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar
suara gaduh, puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang rutan
salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur.
b. Deskripsi,
adalah jenis tulisan yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek dengan
sejelas-jelasnya agar pembaca memiliki daya bayang tinggi, merasa seolah-oleh
melihat sendiri objek yang digambarkan tersebut. Contoh:
Wanita itu tampaknya tidak jauh
usianya dari dua puluhan tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan
lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik,. Hidungnya bangur dan
matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya dan
rambutnya yang ikal bergelombang-lombang menyempurnakan kecantikannya itu.
c. Eksposisi,
adalah jenis tulisan yang memaparkan atau menjelaskan sebuah pengetahuan atau
informasi tentang sesuatu dengan jelas. Jenis ini biasanya memuat data, fakta
atau proses terjadinya sesuatu.
Contoh :
Dalam tubuh manusia terdapat
aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi
yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya yakni makanan yang ditelan menjadi energi
panas dari energi mekanis. Nasi yang Anda makan pada waktu sarapan akan dibakar
dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil.
d. Argumentasi,
adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk membuktikan suatu hal sehingga
pembaca meyakini kebenaran akan sesuatu yang disampaikan penulis tersebut.
Pembuktian dalam tulisan argumentasi memerlukan fakta dan data yang akurat
serta argumen-argumen atau alasan-alasan yang kuat dan meyakinkan pembacanya.
Contoh:
Penebangan hutan harus segera
dihentikan. Pohon-pohon di hutan harus dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari
pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan ditebang habis, maka tidak ada
mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa pembakaran itu dapat
meningkatkan pemanasan global. Pemanasan itu akan melelehkan gunung es di kutub
akibatnya kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta Surabaya, Singapura, Bangkok
dan lain-lainnya akan terendam air laut. Jika hutan kita terus ditebang demi
kepentingan ekonomi, maka akan terjadi bahaya yang luar biasa hebatnya. Oleh
sebab itu, hutan harus kita selamatkan sekarang juga.
e. Persuasi,
adalah jenis tulisan yang bertujuan mempengaruhi pembaca agar mereka setuju dan
sepaham dengan ide atau gagasan yang disampaikan penulis. Jenis tulisan ini
tidak sekedar menyampaikan fakta dan argumen-argumennya, melainkan juga
disertai dengan sikap dan opini penulisnya yang bernada ajakan. Contoh:
Praktik berpidato memang luar biasa
manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik merupakan pengalaman batin yang
sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun berpidato
yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengalaman itu,
pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin
banyak daya pikat ditemukandan semakin sering diterapkan dalam praktik, semakin
meningkat pula keterampilan pembicara.
Tidak dapat disangkal bahwa praktik
berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri. Bila
rasa percaya diri itu sudah semakin besar, pembicara dapat tampil tenang tanpa
digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama
untuk meraih keberhasilan pidato, anda harus melaksanakan praktik berpidato.[4]
2. Sedangkan
berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi:
a. Paragraf
pembuka, berperan sebagai pengantar atau pendahuluan sebelum sampai kepada inti
dari permasalahan. Oleh karena itu, paragraf pembuka harus dapat menarik
perhatian pembaca.
b. Paragraf
penghubung, berisi tentang inti dari persoalan. Oleh sebabitu, dari segi
kuantitatif biasanya paragraf inilah yang paling panjang.
c. Paragraf
penutup, berisi simpulan, penegasan, atau harapan dari penulisan.[5]
3. Paragraf
Berdasarkan Letak Kalimat Utama
a. Pada
awal Paragraf (Deduktif)
Paragraf
yang dimulai dengan kalimat utama, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat
penjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran utama paragraf ini biasanya
bersifat deduktif. Contoh :
Kosa kata memegang peranan dan
merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam
karang-mengarang jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk
tentang pengetahuan seseorang. Disamping itu, jumlah kosa kata yang dikuasai
seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak
konsep. Semakin banyak kata yang dikuasai semakin banyak pula pengetahuannya.
Dengan demikian, seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat atauu
cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikirannya.
b. Pada
Akhir Paragraf (Induktif)
Paragraf
dimulai dengan kalimat – kalimat penjelas, kemudian diikuti oleh kalimat utama.
Paragraf ini biasanya bersifat induktif. Contoh :
Pada waktu anak didik memasuki
dunia pendidikan. Pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis
bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dn memantapkan bahasa
daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan
bahasa daerah, baik dalam ppergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang
tuanya. Ia merasa lebih intim, dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya
berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun di antara jam-jam
pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika
sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa
daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
c. Pada
awal dan akhir paragraf (Campuran)
Paragraf ini juga
sering disebut dengan paragraf campuran.
Contoh:
Peningkatan taraf pendidikan para
petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka.
Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional
misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani
modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara pasif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal
terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah sebabnya peningkatan taraf
pendidikan.
d. Tanpa
Kalimat Utama
Paragraf
ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama terbesar di seluruh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Berikuti ini biasanya digunakan dalam
karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang
berbentuk pelukisan). Pikiran utama didukung oleh semua kalimat. Contoh :
Keributan ayam berkeruyuk
bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkuran. Akhirnya tinggal satu-satu
saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari
kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran,. Dengung dan ruang lalu lintas di
jalan raya kembali menggila seperti kemarin raung klakson mobil dan desis
kereta api bergema-gema menerobos ke relung- relung rumah di sepanjang.
Sayup-sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari
kemarin.
Paragraf
di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebut di dalam beberapa kalimat
yang membangun paragraf tersebut. [6]
4. Paragraf
Berdasarkan Isi
a. Perbandingan
dan Pertentangan
Untuk
menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan
atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan
perbedaan antara dua hal tersebut. Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan. Contoh :
Ratu Elizabeth tidak begitu
tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa
yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling senang mengenakan pakaian
yang praktis. Ia menyenangi topi dascraf. Lain halnya dengan Margareth
Thatcher. Sejak menjadi parta konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah hanya memakai topi ke pernikahan, ke
pemakaman dan upacara resmi pembukaan parlemen.
b. Analogi
Analogi
biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan
yang tidak atau kurang dikenal umum. Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang
dikenal tersebut, contoh:
Perkembangan teknologi sungguh
menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam
cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau.
Jakarta-Surabaya telah dapat di tempuh dalam sehari. Deretan gerbang yang
panjang penuh barang dan orang hanya ditarik dengan kekuatan air semata.
Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah
air dengan garis hitam semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia
rasnya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi
monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan
manusia.
c. Sebab
Akibat
Hubungan
kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab-akibat. Dalam hal ini Sebab
dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.
Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat
ini dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya. Contoh :
Jalan
kebun jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih separuh jalan
kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan dan kaki lima. Untuk mengatasinya
pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima
tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan
mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat
keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. [7]
[1] Yeti Mulyati, dkk . Bahasa Indonesia . (Jakarta : Universal
Terbuka, 2009), hlm. 7.17
[2] Ngalimun Syahroni, dkk. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Yogyakarta:Aswaja
Pressindo, 2013), hlm. 45.
[3] Direktur Pendidikan Tinggi, Bahasa Indonesia (Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2013) hlm. 24-25
[4] Ibid., hlm. 7.18
[5] Ibid., hlm.7.22
[6] Op Cit., Ngalimu Syahroni, dkk.
Hlm. 49-50
[7] Ibid. Hlm. 52
Sloty Casino - MapYRO
ReplyDeleteFree Slots & Video Poker Games - Play for Fun or Real Money at MapYRO Casino. Find 제천 출장안마 your 하남 출장마사지 favorite game at a glance. 세종특별자치 출장안마 Free Slots, Video Poker, 남원 출장안마 Bingo and Table Games 인천광역 출장샵